Dokter Mario, CAH BEJO oleh Sugeng Riyanto



Namanya Mario (bukan nama sebenarnya), anak yang sangat beruntung. Betapa tidak, dia terlahir di keluarga yang terhitung masuk kategori di bawah garis kemiskinan. Lho, kok beruntung? Baca aja sampe selesai, nanti lak manggut-manggut. Bapaknya hanya buruh tani, menggarap sawah milik majikannya yang luasnya 15 bahu. Ibunya juga ikut mburuh tani seperti bapaknya. Masa kecilnya sering sakit-sakitan. Saking seringnya sakit-sakitan, sampe-sampe ortunya harus mengganti namanya, dari yang awalnya Tehaer Fulusiano, menjadi Mario Slameto. Orang Jawa punya kepercayaan, kadang nama yang terlalu berat menjadikan si anak tidak mampu untuk menyangganya. Menjadikannya sakit2an dan membebani keluarga. Ganti nama menjadi solusi. Alhamdulillahnya, qodarullah, setelah berganti nama Mario Slameto, dia tidak lagi mengalami sakit2an. Bahkan prestasinya di sekolah meningkat begitu tajam, selalu menjadi juara pertama di kelasnya. Di samping pinter dan cerdas, mario juga memiliki paras yang ketampanannya diatas rata2, meskipun masih kecil tapi terlihat jelas. Sak strip sak nduwurku lah. Umpomo aku 11, dekne seng 12. Gampangane ngunu kuwi.
Mario lulus SMP dengan nilai raport yang sangat memuaskan. Dia rengking 1 terbaik se kecamatan mengalahkan nilai dari SMP favorit di daerahnya. Tentu saja kedua orang tuanya gembira bukan kepalang. Namun kegembiraan itu hanya sebentar. Sirna seketika saat Mario mengajukan ke bapaknya mau sekolah ke SMA paling favorit di kota. Si bapak gak kepikir bagaimana nantinya membiayai sekolah anaknya, sedangkan untuk makan sehari2 saja pas2an. Ibunya hanya bisa mendesah lirih, iba terhadap anak semata wayangnya yang pernah menyampaikan cita2 mau jadi dokter, biar bisa menyembuhkan banyak orang sakit. Cita2 yang berangkat dari kondisi mario yang sering sakit2an saat itu.
Haji Bakri majikan ortu mario adalah orang paling kaya di desanya. Sawahnya luas, pekarangannya banyak. Dia memiliki seorang istri cantik yang usianya jauh lebih muda di bandingkan dirinya. Haji Bakri berusia 55 tahun, sementara istrinya 19 tahun. Mereka hidup serba kecukupan dan banyak amal soleh di kampung. Satu saja kekurangan keluarga kaya ini, mereka tidak memiliki anak. Berbagai upaya sudah di coba, tapi masih belum nerhasil. Suatu malam, Haji Bakri mendengar persoalan yang dihadapi anak buahnya, bapaknya Mario yang sedang kebingungan mau menyekolahkan anaknya di SMU krn tdk memiliki biaya. Dia panggil bapak mario dan menawarkan pembiayaan sekolah sampai dengan lulus.
Suatu hari, Haji bakri sakit keras dan mengantarkan pada ajalnya. Beliau meninggal dengan masih menyisakan satu keinginan yang belum terwujud. Memiliki anak. Pernah suatu malam, Haji Bakri menyampaikan kepada istrinya, untuk membiayai sekolah mario tidak hanya sebatas sampai lulus SMU, tapi sampai selesai kuliah di fakultas kedokteran seperti keinginan Mario. Istrinya menyetujui. Sekarang dengan sepeninggal suaminya, bu Bakri memiliki amanah utk menuntaskan ngragati mario sampai jadi dokter.
Mario tidak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan SMUnya, kembali menjadi siswa dengan predikat terbaik. Dia ini benar2 siswa teladan. Anaknya rajin, pandai, sopan dan gantengnya diatas rata2. Pun saat dia diterima kuliah di kedokteran USG (umiversitas sebelas gajah-bukan nama kampus sebenarnya), dia bisa jalani dengan sangat baik. Cumlaude dan menjadi dokter termuda. Dia banyak di sukai teman2nya terutama lawan jenis. Ada satu yang mampu melabuhkan hati mario, namanya septy. Adik tingkatnya. Mereka memang tidak mengikatkan diri dengan berpacaran, tapi keduanya bisa merasakan ada getar2 cinta yang tumbuh subur diantara keduanya.
Menjelang wisuda dan co ass, mario menghadap kepada bu Bakri menyampaikan progres kuliahnya dengan segenap kesuksesan meraih IPK yg tinggi. Mario juga menyampaikan kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk menyelesaikan semua tahapan sampai dia benar2 nantinya bisa praktek sebagai seorang dokter. Bu Bakri sangat senang dengan penjelasan Mario. Dia tidak mempermasalahkan kebutuhan dana yang besar asalkan benar2 bisa praktek sebagai seorsng dokter. Selesai membicarskan urusan kuliah dan pembayarannya, bu Bakri membuka pembicaraan yang membuat mario tak bisa berkutik.
Bu Bakri : "rio, kamu tau khan siapa yang membiaya semua sekolahmu mulai dari SMP sampai kuliah fakultas kedokteran? "
Mario : "nggih bu,..semua bu Bakri dan almarhum bapak yang membiayainya".
Bu bakri :"dan kamu tau khan, biayanya tidaklah murah,..?"
Mario : "nggih bu, saya tidak mungkin sanggup membalas jasa baik ibu dan almarhum bapak. Saya hanya bisa berterima kasih dan terus mendoakan semoga ibu tetap sehat, dan almarhum bapak bisa beristirahat dengan tenang di alam kubur"
Bu bakri : "apa kamu benar2 ingin membalasnya, rio? "
Mario : "inggih bu, tapi saya tidak Tau harus membalas dengan cara bagaimana? "
Bu bakri : "kamu bisa membalasnya rio. Dan caranya gampang."
Mario : "asal saya sanggup, saya akan lakukan apapun permintaan bu bakri. Mengingat jasa ibu kepada saya dan kepada kedua orang tua saya yang masih diperkenankan ikut bersama ibu, ngawulo disini"
Bu bakri : "kamu pasti sanggup. Dan ini sekaligus menjadi permintaan ibu kepadamu. Dan ibu butuh jawabam tegas darimu."
Mario penasaran. Hatinya dipenuhi dengan pertanyaan, apa sebenarnya yang dimaui majikan ortu sekaligus majikannya itu. Meski hatinya mulai tidak enak, dia beranikan diri untuk bilang : "inggih bu,..tolong ibu sampaikan bagaimana saya bisa membalas semua kebaikan ibu ini?"
Bu bakri : "ibu hanya minta satu hal. Kamu menjadi imamku"
Mario terbelalak. Mulutnya tercekat. Dia seperti tengah bermimpi dan merasa tidak yakin dengan apa yang disampaikan oleh wanita cantik berkerudung yang ada di hadapannya. Lantas dengan terbaTa2 mario mencoba bertanya untuk meyakinkan
"Mak,..maksud ibu,..?"
Bu bakri : "tidak ada maksud lain rio. Ibu melamar kamu menjadi suami ibu"
Mario mematung. Bingung. Gelisah. Tidak percaya. Heran.
Berkelebat bayangan paras ayu septy adik tingkatnya yang sdh masuk dalam rencana jangka panjangnya utk menjadi ibu atas anak2nya.
Pada saat yang sama dia hutang budi begitu besar kepada bu Bakri. Kedua orangntuanya pasti akan sangat kecewa kalo mario menampik lamaran majikannya.
Dalam lubuk hati yang paling dalam, mario tidak bisa mengelak bahwa majikannya memang cantik. Orang baik2. Tidak neko2. Dan rajin beribadah.
"Bagaimana, rio,..?" Pertanyaan bu bakri membuyarkan lamunan mario
"Ibu butuh jawabanmu sekarang"
Mereka dikarunia 3 orang anak yang lucu2. Mario melanjutkan kuliah sampai menjadi dokter spesialis. Ketiga Anaknya semua kuliah. Salah satunya ada juga yang menjadi dokter. Bu mario menjadi istri yang sangat bahagia. Berkhidmat untuk suami yang dia sangat sayangi.
Kisah ini terinspirasi dr kisah nyaTa, cerita temen lebaran kemaren. Nama dan tempat gak usah ditanyakan. Bumbu penyedap cerita karangan sendiri. Bejomu, le,..Mario.
(Gambar jelas hanya daripada tak ada gambarnya saja)

0 comments:

Total Pageviews

Flag Counter

ADV